Pages

Senin, 05 Desember 2011

Bimbingan Konseling

STUDI KASUS

Nama                          : Ahmad Aziz Fanani
Prodi/Kelas                 : Tarbiyah / KI/J
NIM                            : 084 073 296
Matakuliah                 : Bimbingan dan Konseling

 Obyek kasus

Ahmad Ghozali adalah seorang anak yang berumur 16 tahun yang duduk di bangku MTs kelas 3 ( tiga ) dia tinggal di Tegaldlimo dan yang sekolah di Mts Miftahul Mubtadiin Muncar Banyuwangi. Pada awalnya ketika menduduki kelas satu, Ahmad Ghozali yang kerap dipanggil oleh temen-temennya dengan sebutan zali merupakan seorang pribadi yang sangat pendiam, akan tetapi temanya banyak yang senang berteman dengan zali tersebut, akan tetapi teman-temanya tersebut tergolong anak-anak yang terlihat arogan di lingkungan sekolah, meskipun dia punya teman-teman yang arogan di lingkungan sekolah, ia tidak mau mengikuti tingkah laku teman-temannya tersebut.
Semenjak ia menginjak ke kelas dua, perilaku yang tidak sesuai dengan norma agama dan norma yang lain semakin nampak, yaitu zali sering tidak masuk dan sering bolos sekolah, dan yang ke-2, yaitu dia semakin terjerumus pada hal-hal yang negatif, yaitu mulai suka dengan rokok dan mabuk-mabukan, yang selanjutnya ia sering keluar malam  dan begadang tanpa tujuan.
 Saya sebagai teman sungguh masih sangat sulit untuk memahami watak dan tingkah lakunya yang kemungkinan besar menurut prediksi saya bahwa prilaku-prilaku menyimpang yang dilakukan oleh Zali tersebut yang mempunyai watak pendiam ada banyak faktor lain yang membuat pribadi pendiam tersebut melakukan sebuah penyimpangan.

Melaksanakan Studi Kasus
Nama                  : Ahmad Ghozali
Umur/kelamin    : 16/Laki-laki
Kelas                  : 3 (tiga) MTs
Tempat tinggal   : Kedungwungu, Tegaldlimo, Banyuwangi
                   I.      Masalah                 : Semenjak kelas tiga dia sering tidak masuk dan bolos sekolah dengan teman-temanya yang arogan, lalai dengan tugas sekolah, dan suka mabuk-mabukan serta suka memalak temannya bahkan mencuri barang orang lain, dan sering begadang.
                  II.    Kemajuan              :  Pada waktu kelas satu dan kelas dua, Zali merupakan seorang anak yang rajin meskipun daya abstraksinya agak rendah, akan tetapi ketika menginjak ke kelas tiga, nilai ulangan harian dan raport jauh dibawah standart. Di lingkungan keluarga, Zali ialah anak yang suka bekerja keras, yang dapat dilihat dari kerja yang dilakukan sehari-hari dalam membantu pekerjaan orang tuanya, meskipun harus dipaksa oleh orang tuanya.
             III.      Keadaan fisik        : Dilihat dari kegiatan yang dilakukan sehari-hari, Zali termasuk anak yang kurang normal kesehatanya dan kurang memiliki tubuh yang ideal. Dan setelah saya telusuri dia dulu adalah bayi prematur dan suka saki-sakitan yang kadang memiliki pendengaran yang kurang.
             IV.      Keadaan Keluarga   : Zali merupakan anak pertama dari dua bersaudara orang tuanya      ( Sutompo ). Bapak dan ibunya kurang peduli dengan tingkah laku anaknya yang sudah keluar dan menyimpang dari norma-norma yang ada, dengan sifat orang tuanya yang penyabar dan kurangnya pendampingan orang tuanya.
                V.      Kepribadian                : Berdasarkan pengamatan saya selama ini, yang saya ketahui dari perilakunya dan keadaan keluarganya sehari-hari, Zali yang mempunyai sifat pendiam ternyata dibalik sikap dan sifat pendiamnya itu dia juga mempunyai sifat keras kepala dan mudah dipengaruhi oleh orang lain yang mudah tergiur dengan sebuah pemberian. Selain itu juga dia selalu dipaksa oleh bapaknya itu selalu membantu bekerja.
             VI.      Tingkah laku Sosial : Zali selalu membuat keonaran dan kegaduhan dilingkungan sekitarnya.
          VII.      Kesimpulan              : 1) Setelah melihat kasus Zali, maka ia perlu di berikan bimbingan.   
2)   Lingkungan keluarga dan teman-teman yang arogan merupakan faktor yang menimbulkan suatu masalahnya. 
   3)  Teman-teman yang arogan dan terdapat faktor ketertekanan dari keluarga yang harus terus-menurus bekerja yang menyebabkan melakukan penyimpangan.
   4)   Kesibukan dan rasa lelah dalam membantu pekerjaan orang tuanya.
   5)   Kurangnya sosialisasi orang tua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar