Pages

Selasa, 06 Desember 2011

Proposal Qiu


1.      Judul Penelitian
Pelaksanaan Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Meningkatkan Mutu  Pendidikan di MTs Satu Atap Al Alawiyah Sukorambi Jember Tahun Pelajaran 2010/2011

2.      Latar belakang
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan tidak bisa lepas dari kehidupan. Sebagaimana yang diungkapkan Daoed Joesoef dalam Joko (2007: 13) pendidikan merupakan alat yang menentukan sekali untuk  mencapai kemajuan dalam segala bidang penghidupan, dalam memilih dan membina hidup yang baik yang sesuai dengan martabat manusia. Sekolah merupakan salah satu dari Tripusat pendidikan yang dituntut untuk mampu menjadikan output yang unggul, bahwa sekolah adalah suatu sistem organisasi, di mana terdapat sejumlah orang yang bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan sekolah yang dikenal sebagai tujuan instruksional. Desain organisasi sekolah adalah di dalamnya terdapat tim administrasi sekolah yang terdiri dari sekelompok orang yang bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
Untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan mengembangkannya maka diperlukan pendidikan, karena pendidikan mempunyai peran yang sagat penting dalam mempersiapkan manusia yang berkualitas dan mengembangkan potensi yang ada di dalam diri manusia. Oleh karena itu Pendidikan sangatlah penting dalam kehidupan, tanpa pendidikan seorang anak tidak bisa berkembang. Pendidikan adalah bagian dari upaya untuk membantu manusia memperoleh kehidupan yang bermakna hingga diperoleh suatu kebahagian hidup, baik secara individu maupun kelompok.
Dalam hal ini sesuai dengan Undang-undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 3 yang berbunyi:
“pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan berkembangnya potensi peserta didikagar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan YME, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UUSPN 2003: 12).



            Dalam QS. Al-Mujadillah ayat 11, Allah berfirman :
$pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#þqãZtB#uä #sŒÎ) Ÿ@ŠÏ% öNä3s9 (#qßs¡¡xÿs? Îû ħÎ=»yfyJø9$# (#qßs|¡øù$$sù Ëx|¡øÿtƒ ª!$# öNä3s9 ( #sŒÎ)ur Ÿ@ŠÏ% (#râà±S$# (#râà±S$$sù Æìsùötƒ ª!$# tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä öNä3ZÏB tûïÏ%©!$#ur (#qè?ré& zOù=Ïèø9$# ;M»y_uyŠ 4 ª!$#ur $yJÎ/ tbqè=yJ÷ès? ׎Î7yz ÇÊÊÈ  
Artinya : Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Hal ini berarti bahwa pendidikan merupakan suatu proses atau upaya sadar untuk menjadikan manusia ke arah yang lebih baik. Pendidikan akan terasa gersang apabila tidak mencetak sumber daya manusia yang bermutu baik dari segi spiritual, intelegensi, dan skill. Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) diperlukan untuk meningkatkan efektivitas sumber daya manusia dalam organisasi atau sekolah. Manajemen sumber daya manusia merupakan suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan suatu kegiatan (Rachmawati, 2008: 3). Salah satu konsekuensi pandangan bahwa sumber daya manusia merupakan sumber (resource) yang paling strategis yang terdapat dalam pendidikan adalah investasi insani (human invesment) merupakan investasi terpenting yang mungkin dilakukan oleh suatu lembaga pendidikan. Dalam meningkatkan sumber daya manusia yaitu dengan jalan penyisihan dan penyediaan dana untuk kepentingan pelatihan dan pengembangan (Sondang, 2000: 153).
Menurut (Rachmawati, 2008: 4) menyatakan bahwa MSDM dewasa ini mendapat sorotan tajam dari berbagai pihak. Sumber daya manusia mempunyai dampak yang lebih besar terhadap efektifitas dalam suatu lembaga khususnya lembaga pendidikan dibanding dengan sumber daya yang lain. Seberapa baik sumber daya manusia dikelola akan menentukan kesuksesan dalam suatu lembaga. Pengelolaan sumber daya manusia sendiri akan menjadi bagian yang sangat penting dari tugas manajemen organisasi. Sebaliknya, jika sumber daya manusia tidak dikelola dengan baik maka efektifitas tidak akan tercapai. Kompleksitas pengololaan sember daya manusia sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Hal ini sesuai dengan perkembangan dan kemajuan yang berlangsung saat ini, seperti faktor lingkungan, perubahan teknologi yang cepat, kompetisi internasional, dan kondisi perekonomian yang tidak menentu.    
Setiap organisasi memiliki aktivitas-aktivitas pekerjaan tertentu dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Salah satu aktivitas tersebut adalah aktivitas manajemen. Sumber daya manusia merupakan elemen utama dalam sebuah lembaga pendidikan atau organisasi dibanding dengan elemen lain seperti modal, teknologi, dan uang, sebab manusia itu sendiri yang mengendalikan elemen tersebut. Manusia yang memilih teknologi, manusia yang mencari modal, manusia yang menggunakan dan memeliharanya, disamping manusia dapat menjadi salah satu sumber keunggulan bersaing. Menurut ( Efendi, 2009: 2) mendefinisikan sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu lembaga pendidikan di samping faktor yang lain seperti modal. Sumber daya manusia harus dikelola dengan baik untuk efektifitas dan efisiensi organasasi. Sumber daya manusia harus dikelola dengan baik agar menghasilkan produktifitas yang baik pula. Hal ini tentu saja harus ada aktifitas manajemen sebagai alat untuk mengendalikannya, agar pengelolaan sumber daya manusia dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
Menurut Terry (2000), mendefinisikan bahwa manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan untuk mencapai tujuan. Sebagaimana juga dijelaskan dalam ayat al-Quran yang berhubungan  tentang manajemen. Allah berfirman Q. S. An-nisa, 58
 ¨bÎ) ©!$# öNä.ããBù'tƒ br& (#rŠxsè? ÏM»uZ»tBF{$# #n<Î) $ygÎ=÷dr& #sŒÎ)ur OçFôJs3ym tû÷üt/ Ĩ$¨Z9$# br& (#qßJä3øtrB ÉAôyèø9$$Î/ 4 ¨bÎ) ©!$# $­KÏèÏR /ä3ÝàÏètƒ ÿ¾ÏmÎ/ 3 ¨bÎ) ©!$# tb%x. $JèÏÿxœ #ZŽÅÁt/ ÇÎÑÈ  
Artinya : Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat.
Dari beberapa uraian yang disajikan di atas, peneliti tertarik untuk mengungkap bagaimana Pelaksanaan Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Meningkatkan Mutu  Pendidikan di MTs Al Alawiyah Sukorambi Jember berlokasi di Jalan Imam Bonjol nomor 50 Kecamatan Kaliwates. Dari observasi awal yang membawa ketertarikan peneliti untuk memilih lokasi penelitian tersebut disebabkan karena lembaga pendidikan ini tergolong baru, akan tetapi pembangunan dan perkembangannya dalam pengelolaan madrasah begitu cepat dan lembaga tersebut dapat memberikan kepercayaan kepada masyarakat sehingga masyarakat juga percaya kepada lembaga tersebut. Sehingga membuat peneliti semakin yakin dan merasa tepat dalam memilih lokasi penelitian dengan judul pelaksanaan fungsi manajemen sumber daya manusia dalam meningkatkan mutu pendidikan.

3.      Fokus Penelitian
Perumusan masalah dalam penelitian kualitatif disebut dengan istilah fokus penelitian. Jadi, yang dimaksud fokus penelitian disini ialah perumusan masalah (STAIN, 2010: 48). Secara umum penelitian dilakukan karena adanya masalah,  dimana peristiwa yang terjadi karena ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan. Masalah merupakan sesuatu hal yang sangat prinsip untuk diteliti dan dipecahkan, karena timbulnya suatu masalah menjadi landasan pembahasan yang mendorong seseorang untuk memecahkannya.

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
a.       Pokok Masalah
Bagaimana Pelaksanaan Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di MTs Satu Atap Al Alawiyah Sukorambi Jember Tahun Pelajaran 2010/2011?

b.      Sub Pokok Masalah
1.      Bagaimana Pelaksanaan Fungsi Manajerial Sumber Daya Manusia dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di MTs Satu Atap Al Alawiyah Sukorambi Jember Tahun Pelajaran 2010/2011?
2.      Bagaimana Pelaksanaan Fungsi Opersional Sumber Daya Manusia dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di MTs Satu Atap Al Alawiyah Sukorambi Jember Tahun Pelajaran 2010/2011?

4.      Tujuan Penelitian
Dalam penulisan karya ilmiah harus memperhatikan rumusan tujuan penulisan. Rumusan tujuan penulisan adalah suatu gambaran atau perencanaan yang menyeluruh yang akan mengarahkan penulis dalam penulisan selanjutnya (Abdurahman, 2009: 33). Adapun yang dimaksud perumusan dalam hal ini ialah merumuskan tujuan penelitian.

a.       Tujuan Umum
Mendeskripsikan pelaksanaan fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di MTs Satu Atap Al Alawiyah Sukorambi Jember Tahun Pelajaran 2010/2011

b.      Tujuan Khusus
1.      Mendeskripsikan pelaksanaan fungsi manajerial Sumber Daya Manusia dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di MTs Satu Atap Al Alawiyah Sukorambi Jember Tahun Pelajaran 2010/2011.
2.      Mendeskripsikan pelaksanaan fungsi opersional Sumber Daya Manusia dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di MTs Satu Atap Al Alawiyah Sukorambi Jember Tahun Pelajaran 2010/2011.

5.      Manfaat  Penelitian
a.       Manfaat Teoritis
Memberikan kontribusi untuk menambah khazanah kajian ilmiah di bidang manajeman pendidikan.

b.      Manfaat Praktis
1.      Bagi peneliti, sebagai langkah awal dalam mengasah kemampuan kajian ilmiah dan wawasan pengetahuan serta pengalaman penulisan karya ilmiah sebagai bekal untuk melaksanakan penelitian dimasa yang akan datang.
2.      Bagi lembaga yang menjadi obyek penelitian, diharapkan menjadi salah satu bahan informasi dan pertimbangan atau masukan yang konstruktif dalam pelaksanaan fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia untuk meningkatkan mutu pendidikan.
3.      Bagi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Jember, hasil penelitian ini menambah beberapa hasil penelitian yang telah ada sebagai perbendaharaan perpustakaan khususnya Jurusan Tarbiyah.

6.      Definisi Istilah
Agar penelitian terarah dan bisa dipahami dengan mudah maka perlu adanya penegasan terhadap istilah-istilah yang ada dalam judul penelitian tersebut. Adapun istilah-istilah yang ada dalam judul itu dapat dijelaskan sebagai berikut :
a.       Fungsi Manajemen
Fungsi Manajemen terdapat dua suku kata, yaitu fungsi dan manajemen. Fungsi dalam kamus Ilmiah Populer Kontemporer (2005: 191) mempunyai makna kegunaan. Jadi, dalam penelitian ini fungsi diartikan sebagai kegunaan manajemen sumberdaya manusia dalam meningkatkan mutu pendidikan.
Menurut Terry (2000), mendefinisikan bahwa manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan untuk mencapai tujuan.

b.      Sumber daya Manusia
Sumber daya manusia adalah faktor sentral dalam suatu organisasi. Apapun bentuk serta tujuannya, organisasi dibuat berdasarkan berbagai visi untuk kepentingan manusia dan dalam misi tersebut dikelola oleh manusia (Rachmawati, 2008: 5). Jadi, sumber daya manusia adalah pengelola dan pelaksana visi dan misi dalam organisasi.

c.       Meningkatkan
Menurut kamus besar W J. I (2001: 1198) meningkatkan adalah menaikkan, dalam pengertian disini ada upaya atau usaha untuk berubah menjadi lebih baik. Dalam penelitian ini menaikkan mempunyai pengertian usaha untuk berubah menjadi lebih baik sebuah mutu pendidikan.

d.      Mutu
Mutu adalah sebuah hal yang berhungan dengan gairah dan harga diri ( Tom Peters dan Nancy Asutin, 1985). Hal ini berbeda menurut Danim dalam Umiarso dan Gojali (2010: 124) mendefinisikan  mutu sebagai sederajat keunggulan suatu produk atau hasil kerja, baik berupa barang atau jasa.
Adapun menurut Sallis (2010: 56) mendefinisikan mutu adalah sesuatu yang memuaskan dan melampaui keinginan dan kebutuhan. Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa mutu merupakan sesuatu hal yang mempunyai keunggulan dalam hasil kinerja.

e.       Pendidikan
Menurut Joesoef dalam Joko (2007: 13) mendefinisikan pendidikan merupakan alat yang menentukan sekali untuk  mencapai kemajuan dalam segala bidang penghidupan, dalam memilih dan membina hidup yang baik yang sesuai dengan martabat manusia.

7.      Kajian Kepustakaan
a.      Penelitian Terdahulu
1.      Peranan Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam Tempeh Kabupaten Lumajang Tahun Pelajaran 2007/2008. Dalam penelitian ini Hidayah (2008) mengkaji tentang peranan kepala madrasah dalam meningkatkan kinerja guru untuk menjalankan tugas pokok dan fungsinya. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif untuk mengetahui peranan kepala madrasah dalam meningkatkan sumber daya manusia. Perbedaan yang terdapat dalam penelitian terdahulu dengan peneliti yang diteliti terdapat pada lokasi penelitian, subyek penelitian dan  hasil yang  dicapai.
2.      Pelaksanaan Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan di SMP Negeri 1 Wuluhan Jember Tahun Pelajaran 2007/2008. Dalam penelitian ini Masnu’ah (2008) mengkaji tentang pelaksanaan fungsi manajemen sumber daya manusia untuk meningkatkan mutu pendidikan, melalui pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kwalitas guru dan cara merekrut pegawai. Perbedaan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti saat ini yaitu terlelak pada lokasi penelitian dan subyek penelitian.  

b.      Kerangka Teoritik
1.      Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)
Manajemen sumber daya manusia merupakan manajemen yang ada dalam suatu organisasi yang titik sentralnya adalah manusia. Manusia yang ada dalam organisasi akan dikelola sedemikian rupa. Sehingga potensi manusia diri mereka dapat dikembangkan dan dapat dimanfaatkan untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan sebelumnya dalam organisasi.
Menurut Efendi (2009: 2), menjelaskan bahwa sumber daya manusia merupakan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan di samping faktor yang lain seperti modal. Manajemen sumber daya manusia juga sering disebut dengan manajemen personalia. Manajemen personalia adalah perencanaan pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan kegiatan-kegiatan pengadaan, pengembangan, pemeliharaan, dan pelepasan sumber daya manusia agar tercapai tujuan organisasi, dan masyarakat. Dengan kata lain, aktivitas yang dilakukan merangsang, mengembangkan, memotivasi, dan memelihara kinerja yang tinggi dalam organisasi.
Sumber daya manusia secara keseluruhan penentuan dan pelaksanaan berbagai aktivitas, policy, dan program yang bertujuan untuk mendapatkan tenaga kerja, pengembangan dan pemeliharaan dalam usaha meningkatkan dukungannya terhadap peningkatan efektifitas organisasi dengan cara secara etis dan sosial dapat dipertanggungjawabkan. Aktifitas berarti melakukan berbagai kegiatan, misalnya melakukan perencanaan pengorganisasian, pengawasan, pengarahan, analisis jabatan, rekrutmen, seleksi, orientasi, motivasi, dan lain-lain. Melakukan berbagai policy sebagai arah tindakan seperti lebih mengutamakan kesempatan kepada setiap orang untuk mengisi jabatan yang kosong, memberikan kesempatan kepada setiap orang untuk mengisi jabatan dan lain-lain, dan program-program latihan aspek metode yang dilakukan, orang yang terlibat, dan lain-lain. Secara etis dan sosial dapat dipertanggungjawabkan artinya semua aktivitas dilakukan dengan tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
Cardoso (2003: 2) memperkuat bahwa secara sederhana manajemen sumber daya manusia adalah mengelola sumber daya manusia. Dari keseluruhan sumber daya manusia yang tersedia dalam suatu organisasi, baik organisasi publik maupun swasta, sumber daya manusialah yang paling penting dan sangat menentukan.
Jadi, Fungsi manajemen sumber daya manusia adalah mengelola sumber daya manusia, karena begitu pentingnya unsur manusia sebagai sumber daya yang cukup potensial yang perlu dikelola dan dikembangkan sedemikian rupa, sehingga mampu memberikan kontribusi yang maksimal bagi organisasi dan bagi pengembangan diri. Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dari manajemen umumnya yang memfokuskan diri pada unsur sumber daya manusia. Perhatian pada manajemen sumber daya manusia ini mencakup fungsi manajerial dan fungsi operasional.
1)      Fungsi Manajerial
Dalam meningkatkan sumber daya manusia, diperlukan fungsi manajerial agar pengelolaan sumber daya manusia dapat terarah. Fungsi manajerial merupakan proses manajemen yang menunjukan aktifitas utama yang dilakukan oleh kelompok pemimpin (manajer). Para ilmuan berbeda pandangan dalam mengklasifikasikan fungsi-fungsi manajerial. Menurut Hasibuan (2009: 21), fungsi menejerial mencakup perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian. Berikut akan dijelaskan masing-masing  fungsi tersebut.

1.      Perencanaan (Planning)
Seorang menejer sebelum mengadakan atau melakukan pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian harus membuat perencanaan terlebih dahulu. Menurut Hasibuan (2009: 21), perencanaan adalah merencanakan tenaga kerja secara efektif serta efisien agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam membantu terwujudnya tujuan. Perencanaan dilakukan dengan menetapkan program kepegawaian.
Menurut Bintoro Tjokroaminoto dalam Husaini, (2008: 60), perencanaan adalah proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut Wiludjeng (2007: 58), perencanaan juga dapat diartikan sebagai pengambilan keputusan untuk memilih berbagai kemungkinan yang ada. Pengambilan keputusan disini yaitu proses pengambilan keputusan atas sejumlah alternatif (pilihan) mengenai sasaran dan cara-cara yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang guna mencapai tujuan yang dikehendaki.
Dalam perencanaan dipengaruhi oleh dimensi waktu, yaitu perencanaan jangka panjang (long term planning), perencanaan jangka menengah (medium term planning), dan perencanaan jangka pendek (short term planning), ketiga dimensi ini saling berinteraksi. Husain (2008: 65) menjelaskan lebih detail mengenai ketiga dimensi tersebut.
a.       Perencanaan Jangka Panjang (Long Term Planning)
Perencanaan ini meliputi jangka waktu 10 tahun keatas. Dalam perencanaan ini belum ditampilkan sasaran0sasaran yang bersifat kuantitatif, akan tetapi lebih kepada proyeksi atau perspektif atas keadaan ideal yang diinginkan dan pencapaian keadaan yang bersifat fundamental.
b.      Perencanaan jangka menengah (Medium Term Planning)
Perencanaan ini meliputi jangka waktu antara 3 – 8 tahun. Di Indonesia umumnya 5 tahun. Perencanaan jangka menengah ini merupakan penjabaran atau uraian perencanaan jangka panjang. Walaupun perencanaan jangka menengah ini masih bersifat umum, tetapi sudah ditampilkan sasaran-sasaran yang diproyeksikan secara kuantitatif.
c.       Perencanaan Jangka Pendek (Short Term Planning)
Jangka waktunya maksimal kurang satu tahun. Perencanaan jangka pendek tahunan (annual plan) disebut juga perencanaan operasional tahunan (annual operational planning)
Penjelasan pengertian mengenai perencanaan di atas jika diarahkan kedalam lembaga pendidikan, maka dapat diartikan bahwa perencanaan SDM merupakan rangkaian atau proses untuk memenuhi kebutuhan pegawai atau peserta didik sekarang dan masa akan datang. Kebutuhan masa sekarang berarti bagaimana kita mengisi kekurangan tenaga pengajar, karyawan dan peserta didik untuk dapat mewujudkan tujuan pendidikan yang diinginkan. Sedangkan kebutuhan di masa akan datang menunjukkan perlunya dilakukan usaha peramalan mengenai kekurangan personil dalam organisasi baik pegawai maupun siswa, yang harus didasarkan pada ketajaman meramalkan pengembangan SDM, baik yang sudah ada maupun SDM yang akan masuk.
2.      Pengorganisasian (organizing)
Menurut Handoko dalam Husaini (2007: 141), menjelaskan pengorganisasian adalah penentu sumber daya dan kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi, proses perancangan dan pengembangan suatu organisasi yang akan dapat membawa hal-hal tersebut kearah tujuan, penugasan tanggung jawab tertentu, dan  pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu-individu untuk melaksanakan tugas-tugasnya.
Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengorganisasi semua karyawan dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi wewenang, integrasi, dan koordinasi dalam bagian organisasi (Hasibuan, 2009: 22).
Berkaitan dengan hal di atas pengorganisasian akan berjalan lancar jika terdapat proses atau langkah-langkah dalam mengorganisasikannya. Adapun proses (langkah-langkah) pengorganisasian menurut Wiludjeng (2007: 93), memiliki proses sebagai berikut:
1.      Identifikasi aktifitas-aktifitas atau pekerjaan-pekerjaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi,
2.      Departementalisai, yaitu pengempolokan aktifitas atau pekerjaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan,
3.      Pendelegasian wewenang, yaitu pendelegasian wewenang untuk menjalankan aktifitas atau pekerjaan tertentu, dan
4.      Koordinasi, yaitu proses penentuan hubungan, wewenang, dan informasi secara horizontal maupun vertikal.
Pengorganisasian diperlukan pada setiap lembaga, baik itu lembaga formal maupun non formal, karena dengan menerapkan fungsi manajemen ini maka manajer akan lebih mudah untuk memutuskan sesuatu. Pengorganisasian ini bertujuan untuk menciptakan suatu kelompok dalam lembaga, dimana manusia dalam kelompok tersebut akan saling berinteraksi untuk mewujudkan tujuan yang telah ditentukan bersama.
Dengan demikian maju tidaknya atau berhasil tidaknya organisasi pendidikan tergantung pada manusia yang bekerja dalam lembaga. Kepala sekolah sebagai manajer pendidikan dituntut untuk menerapkan fungsi-fungsi manajerial terhadap fungsi-fungsi operasional yang dilakukan oleh personil-personil yang bertanggung jawab dalam kegiatan-kegiatan operasional, manajer dituntut untuk menerapkan fungsi pengadaan dalam administrasi pendidikan.

3.      Pengarahan (Directing)
Menurut Hasibuan (2009: 22), menyatakan bahwa pengarahan adalah kegiatan mengarahkan semua karyawan, agar mau bekerja sama dan bekerja efektif serta efisien dalam membantu tercapainya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Pengarahan dilakukan pimpinan dengan menugaskan bawahan agar mengerjakan semua tugasnya dengan baik.
Pengarahan (directing) merupakan suatu kegiatan untuk mengintegrasikan usaha-usaha anggota dari suatu kelompok, sehingga melalui tugas-tugas mereka dapat terpenuhi tujuan-tujuan pribadi dan kelompok (Terry, 2000: 138).
Semua usaha kelompok menghendaki pengarahan apabila ingin secara sukses mencapai tujuan akhir kelompok tersebut. Apabila mengarahkan suatu tugas yang baru, maka manajer harus memberi arahan secara penuh, partisipasi para pegawai, komunikasi yang memadai dan kepemimpinan yang kuat merupakan dasar-dasar untuk mengarahkan.
Memberi pengarahan yang efektif  yang dilakukan oleh seorang manajer yaitu:
1.      mengetahui bawahannya
2.      mengetahui keahlian dan kemampuannya
3.      mengetahui akan kepastian dan keinginan-keininannya
4.      mengetahui apa yang dapat dihasilkan
5.      mengetahui sikap hidupnya.
Dengan semua latar belakang ini, manajer akan mampu untuk memilih teknik memberikan pengarahan untuk mendapatkan hasil-hasil yang diinginkan dengan cara yang terbaik.
      
4.      Pengendalian (Controlling)
Pengendalian (controlling) adalah kegiatan mengendalikan semua karyawan agar mentaati peraturan-peraturan perusahaan dan bekerja sesuai dengan rencana. Apa bila terjadi peyimpangan atau kesalahan, diadakan tindakan perbaikan dan penyempurnaan rencana. Pengendalian karyawan meliputi kehadiran, kedisiplinan, perilaku, kerja sama, pelaksanaan pekerjaan, dan menjaga situasi lingkungan pekerjaan (Hasibuan, 2009: 22).
Pengendalian adalah proses pemantauan, penilaian, dan pelaporan rencana atas pencapaian tujuan yang telah ditetapkan untuk tindakan korektif guna penyempurnaan lebih lanjut (Husaini, 2008: 469).
Adapun fungsi pengendaliian ini merupakan fungsi terakhir dari proses manajemen. Fungsi pengendalian ini sangat penting dan sangat menentukan pelaksanaan proses manajemen, karena itu harus dilakukan dengan sebaik-baiknya. Pengendalian ini berkaitan dengan hal yang saling mengisi, dengan demikian peranan pengendalian ini sangat menentukan baik buruknya pelaksanaan suatu rencana.
Menurut Husaini (2008: 476), menyebutkan ruang lingkup pengendalian meliputi: pemantauan, penilaian, dan pelaporan. Pemantauan dan penilaian dilingkungan pendidikan sering disebut monev, yaitu singkatan dari monitoring dan evaluasi. Apabila setelah dilakukan pengendalian masih terdapat sesuatu yang tidak sesuai dengan rencana atau tujuan yang diinginkan, maka dilakukan kembali proses perencanaan untuk memperbaiki penyimpangan.
  Untuk melakukan pengendalian agar efektif dan efisien maka diperlukan tahapan atau langkah-langkah sebagai berikut:
1.      menentukan standar yang akan digunakan dasar penggendalian
2.      mengukur pelaksanaan atau hasil yang telah dicapai
3.      membbandingkan pelaksanaan atau hasil dengan standar dan menentukan penyimpangan apabila ada, dan
4.      melakukan tindakan perbaikan, jika terjadi penyimpangan agar pelaksanaan dan tujuan sesuai dengan rencana.

2)      Fungsi Operasional
Dalam mengelola sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi untuk dikembangkan, maka harus ada fungsi operasional dalam hal tersebut. Menurut Hasibuan (2009: 22), fungsi operasional meliputi pengadaan, pelatihan dan pengembangan, kompensasi, pengintegrasian dan pemeliharaan.
1.      Pengadaan
Sumber daya manusia sebuah organisasi merupakan sumber daya vital dan hanya akan diperoleh melalui upaya pengadaaan atau rekrutmen yang efektif.
Pengadaan (procurument) adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi, dan induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan (Hasibuan, 2009: 22).
Menurut Racmawati (2008: 84), menyatakan bahwa rekrutmen merupakan proses mencari, menemukan, dan menarik para calon karyawan untuk dipekerjakan dalam dan oleh organisasi. Rekrutmen juga merupakan serangkaian kegiatan mencari dan memikat pelamar kerja dengan motivasi, kemampuan, keahlian, dan pengetahuan yang diperlukan untuk menutupi kekurangan yang diidentifikasi dalam perencanaan kepegawaian. Adapun tujuan rekrutmen adalah untuk memenuhi penawaran sebanyak mungkin dari calon-calon karyawan sehingga organisasi memeliki peluang yang lebih besar untuk menentukan pilihan terhadap calon pelamar yang dianggap memenuhi standar kualifikasi organisasi.
Pengadaan karyawan ini merupakan masalah penting, sulit, dan kompleks karena untuk mendapatkan dan menempatkan orang-orang yang kompeten, serasi, serta efektif. Karyawan merupakan aset utama perusahaan yang menjadi perencana dan pelaksana aktif dari setiap aktivitas organisasi. Mereka mempunyai pikiran, perasaan, keinginan, status, dan latar belakang pendidikan, usia, dan jenis kelamin, yang hiterogen yang dibawa kedalam organisasi. Pengadaan karyawan merupakan langkah pertama dan mencerminkan berhasil tidaknya suatu perusahaan mencapai tujuan.

2.      Pelatihan dan Pengembangan
Pelatihan adalah setiap usaha untuk memperbaiki performansi pekerjaan pada suatu pekerjaan tertentu yang menjadi tanggungjawabnya (Cardoso, 2003: 197).
Pelatihan dipandang sebagai wahana yang efektif untuk pengembangan diri dan kemampuan para pegawai. Tanpa adanya pelatihan, seorang pegawai akan mengalami kendala dalam menjalankan tugas dan program untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
 Latihan dan pengembangan dapat didefinisikan sebagai usaha yang terencana dari organisasi untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan pegawai (Efendi, 2009: 168).
Pelatihan dan pengembangan secara konseptual dapat juga mengubah sikap pegawai terhadap pekerjaan. Hal ini disebabkan pemahaman pegawai terhadap pekerjaanya juga berubah, karena sikap seseorang memiliki elemen-elemen kognitif yaitu keyakinan dan pengetahuan seseorang terhadap suatu objek, afeksi yaitu perasaan seseorang terhadap objek tersebut sebagai akibat dari pengetahuan dan keyakinanya, dan kecenderungan tindakan terhadap objek tersebut, sehingga pengetahuan yang diperoleh akan dapat mengubah sikap seseorang. Akan tetapi, pelatihan dapat juga dilakukan secara khusus untuk mengubah sikap pegawai dalam upaya meningkatkan kepuasan dan motivasi kerja bilamana dibutuhkan. Pelatihan dan pengembangan merupakan dua konsep yang sama, yaitu untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan. Tetapi, dilihat dari tujuannya, umumnya antara pelatihan dan pengembangan dapat dibedakan, akan tetapi mempunyai konsep yang sama.
Menurut Efendi (2009: 168), pelatihan lebih ditekankan pada peningkatan kemampuan untuk melakukan pekerjaan yang spesifik pada saat ini, dan pengembangan lebih ditekankan pada peningkatan pengetahuan untuk melakukan pekerjaan pada masa yang akan datang, yang dilakukan melalui pendekatan yang terinteregrasi dengan kegiatan lain untuk merubah perilaku kerja.
Pelatihan dan pengembangan sangatlah penting untuk dilakukan, mengingat sumber daya manusia adalah faktor sentral dalam suatu organisasi. Dalam hal ini beberapa alasan mengapa harus diadakan pelatihan dan pengembangan.
Sondang (2002: 160), mengemukakan berbagai alasan yang mendasari pengadaan pelatihan dan pengembangan. Adapun alasan pelatihan dan pengembangan tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Menurunya produktifitas kerja. Kiranya perlu disadari bahwa merendahnya produktifitas kerja bisa terjadi karena masalah keperilakuan, akan tetapi mungkin juga pengetahuan dan keterampilan para pegawai yang sudah tidak sesuai lagi. Faktor inilah yang menjadi sebuah alasan untuk diadakan pelatihan guna untuk mengatasi merendahnya produktifitas kerja.
2.      Jika para pegawai sering berbuat kesalahan dalam menyelesaikan tugas pekerjaanya. Seperti halnya dengan menurunnya produktifitas kerja, kesalahan yang terjadi mungkin disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan keterampilan para pegawai yang tidak memadai atau sikap negative pegawai yang muncul dalam pelaksanaan tugas pekerjaan masing-masing. Dengan demikian, materi pelatihan harus dapat mengatasi kesalahan dalam penyelesaian tugas.
3.      Jika Organisasi atau perusahaan menghadapi tantangan baru. Misalnya perubahan draktis terjadi pada lingkungan atau diluncurkannya produk baru atau ditetapkannya strategi baru. Para pegawai perlu diberikan senjata yang ampuh untuk mengahadapi tantangan tersebut.
4.      Apabila pegawai ditempatkan pada tugas yang baru. Misalnya alih tugas kewilayah yang baru. Seorang pegawai akan menghadapi hal-hal yang baru yang tidak  dialami pada tugas yang lama. Pengenalan medan kerja yang baru tersebut yang menjadi pelatihan pegawai.
5.      Jika manajemen dan pegawai sendiri merasakan bahwa pengetahuan, kemahiran, dan keterampilannya tidak sesuai dengan zaman. Hal ini disebabkan karena laju perkembangan teknologi dan informasi semakin cepat. Penerapan teknologi sering membuat keterampilan yang dimiliki seseorang menjadi tidak memadai lagi dalam pelaksanaan tugas.

3.      Kompensasi
Kompensasi merupakan hal yang sangat kompleks dan sulit, karena didalamnya melibatkan dasar kelayakan, logika, rasional, dan dapat dipertanggungjawabkan serta menyangkut faktor emosional dari tenaga kerja. Kompensasi diberikan dengan tujuan memberikan rangsangan dan motivasi kepada tenaga kerja untuk meningkatkan prestasi kerja, serta efisiensi dan efektifitas kerja. Kepuasan kerja karyawan terletak pada salah satu faktor, yaitu kompensasi yang merupakan segala sesuatu yang diterima tenaga kerja sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilakukan.
Menurut Hasibuan (2009: 117), kompensasi adalah pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang diterima oleh karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan. Kompensasi dibedakan menjadi dua, yaitu kompensasi langsung dan tidak langsung. Kompensasi langsung merupakan hak bagi karyawan yang berupa gaji, upah, dan upah intensif yang menjadi kewajiban perusahaan untuk membayarnya. Kompensasi tidak langsung yaitu berupa kesejahteraan karyawan.
Menurut Efendi (2009: 244), kompensasi merupakan keseluruhan balas jasa yang diterima oleh sebagai akibat dari pelaksanaan pekerjaan diorganisasi dalam bentuk uang atau yang lainnya yang dapat berupa gaji atau upah, bonus, insentif, dan tunjangan yang lainnya seperti tunjangan kesehatan, tunjangan hari raya, uang makan, uang cuti, dan lain sebagainya.

4.      Pengintegrasian
Pengintegrasian (integration) adalah kegiatan untuk mempersatukan kepentingan perusahaan dan kebutuhan karyawan, agar tercipta kerja sama yang serasi dan saling menguntungkan (Hasibuan, 2009: 23).
Untuk mempengaruhi sikap dan perilaku karyawan kepada yang diinginkan, manajer harus memahami sifat dan motif apa yang mendorong mereka mau bekerja pada perusahaan. Pada umumnya orang mau bekerja karena didorong keinginan untuk memenuhi kebutuhan fisik dan rohaninya. Jadi seorang manajer harus berusaha memberikan balas jasa yang adil dan layak, serta memperlakukan karyawan dengan baik sebagaimana layaknya manusia. Karyawan juga harus menyadari mengapa perusahaan menerima mereka dan apa yang diharapkan dari karyawan. Perusahaan mengharapkan agar karyawan bekerja giat, patuh, disiplin serta menghasilkan prestasi yang baik, karena dengan cara ini perusahaan dapat memperolehnya.
5.      Pemeliharaan
Mengingat bahwa sumber daya manusia merupakan unsur yang sangat penting, pemeliharaan adalah hubungan yang kontinyu dan serasi dengan para karyawan dalam setiap organisasi menjadi sangat penting.

2.      Mutu Pendidikan
1. Prestasi Akademik
Menurut Sudarwan Danim dalam Umiarso dan Gojali (2010: 124), mendefinisikan  mutu sebagai sederajat keunggulan suatu produk atau hasil kerja, baik berupa barang atau jasa.
Jadi dalam konteks pendidikan pengertian mutu mengacu pada proses pendidikan dan hasil pendidikan. Dalam “proses pendidikan” yang bermutu terlibat berbagai input, seperti: Bahan ajar (kognitif, afektif, dan psikomotorik), metodologi (bervariasi sesuai kemampuan guru, sarana sekolah, dukungan administrasi dan sarana prasarana, sumber data lainnya serta penciptaan suasana yang kondusif.
Sedangkan mutu dalam konteks “hasil pendidikan“ mengacu pada prestasi yang dicapai oleh sekolah pada setiap kurun waktu tertentu (apakah akhir semester, akhir tahun, 2 tahun atau lima tahun, bahkan 10 tahun).
Dalam hal ini prestasi yang dicapai atau hasil pendidikan dapat berupa hasil tes kemampuan akademik yang meliputi nilai ulangan harian, nilai ulangan semester dan ujian akhir nasional (UAN). Akan tetapi dalam hal ini yang akan menjadi pembahasan yaitu nilai ulangan harian dan nilai ulangan semester.
a.       Nilai ulangan harian
Ulangan harian dilakukan setiap selesai proses pembelajaran dalam kompetensi standar tertentu. Ulangan harian ini terdiri dari seperangkat soal yang harus ditampilkan para peserta didik, dan tugas-tugas terstruktur yang berkaitan dengan kompetensi dasar yang sedang dibahas. Ulangan harian minimal dilakukan tiga kali dalam setiap semester, terutama ditujukan untuk memperbaiki modul dan persiapan mengajar, tetapi tidak menutup kemungkinan digunakan untuk tujuan lain misalnya sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan nilai bagi para peserta didik.

b.      Nilai Ulangan Semester
Ulangan semester merupakan ulangan yang mencakup bahan kajian seluruh pokok bahasan atau konsep atau tema atau unit semester sebelumnya.
Penilaian yang dilakukan oleh guru pada akhir setiap penggalan waktu penyelenggaraan program kegiatan belajar mengajar selama satu semester, selain untuk mengetahui tingkat pencapaian siswa terhadap tujuan pembelajaran atau daya serap siswa terhadap bahan kajian yang telah dipelajari, juga untuk menentukan kemajuan atau hasil belajar masing-masing siswa, hasil penilaian tersebut digunakan untuk keperluan pembuatan laporan kepada orang tua siswa (rapor) dan keperluan administrasi yang lain.    

3.      Prestasi Non Akademik
 Dalam Meningkatkan mutu pendidikan prestasi siswa yang bersifat non akademik salah satunya yaitu kedisiplinan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia disiplin adalah “tata tertib (di sekolah) atau juga dalam lembaga-lembaga lain. Menurut Mulyasa (2002: 118), disiplin merupakkan suatu yang penting untuk menanamkan rasa hormat terhadap kewenangan, menanamkan kerjasama, dan merupakan kebutuhan dalam berorganisasi serta hormat kepada orang lain.

8.      Metode dan Prosedur Penelitian
  1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif secara deskriptif, penelitian kualitatif yaitu pengamatan, wawancara, atau penelaahan dokumen (Moleong, 2007: 9).
Pendekatan kualitatif deskriptif mempertimbangkan aspek keluasan bahasan, mengingat dengan penelitian ini akan dapat memberi makna atas fenomena secara holistik dan harus memerankan dirinya secara aktif dalam keseluruhan proses studi. Oleh karena itu, temuan-temuan dalam studi kualitatif sangat dipengaruhi oleh nilai dan persepsi peneliti (Danim, 2002: 35).
Penelitian kualitatif deskriptif yaitu melakukan penelitian secara rinci tentang individu atau sesuatu misi sosial dalam kurun waktu tertentu dan menyelidiki secara mendalam dan kompleks terhadap perilaku individu (Burhan, 2003: 19).
Penelitian deskriptif  bertujuan untuk mendeskripsikan apa-apa yang saat ini berlaku. Didalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat, analisis, dan menginterprestasikan kondisi-kondisi yang sekarang ini terjadi atau ada. Penelitian ini tidak menguji hipotesa atau tidak menggunakan hipotesa, melainkan hanya mendeskripsikan informasi apa adanya sesuai dengan variabel-variabel yang diteliti (Mardalis, 2002: 26).
           
  1. Lokasi Penelitian
Sebelum melakukan penelitian seorang peneliti hendaknya terlebih dahulu  menentukan lokasi yang akan dijadikan objek penelitian, adapun lokasi yang akan dijadikan objek penelitian ialah MTs Al Alawiyah Sukorambi Jember. Penentuan lokasi yang peneliti ambil berdasarkan pertimbangan  sebagai berikut:
    1. Lokasi MTs Al Alawiyah cukup terjangkau bagi peneliti.
    2. Lembaga tersebut dapat memberikan kepercayaan kepada masyarakat sehingga masyarakat juga percaya kepada lembaga tersebut.

  1. Subyek Penelitian
Menurut Arikunto (2006: 129), sumber data adalah subjek dimana data dapat diperoleh. Subjek dalam penelitian kualitatif adalah suatu cara yang dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. Adapun tehnik yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Purposif Sampling. Tehnik Purposif Smpling ini dilakukan dengan cara mengambil subyek bukan berdasarkan atas strata random atau daerah, tetapi didasarkan atas tujuan tertentu. Tehnik ini dilakukan biasanya karena beberapa pertimbangan misalnya: keterbatasan waktu tenaga dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh (Arikunto, 2006: 139-140).
Karena penelitian kualitatif lebih banyak dilaksanakan dilapangan maka membutuhkan pendekatan sosial langsung dengan informan. Informan adalah orang yang memberi informasi. Pemilihan informan ini dengan maksud tidak selalu menjadi wakil dari objek penelitian, tetapi informan memiliki pengetahuan yang cukup serta mampu menjelaskan keadaan sebenarnya tentang obyek penelitian (Burhan, 2008: 138).
Adapun yang ditetapkan sebagai informan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1)      Kepala Sekolah
2)      Guru
3)      Karyawan
4)      Siswa

4.      Teknik Pengumpulan Data
Dalam rangka mendapatkan dan mengumpulkan data seorang peneliti harus mempunyai dan menetapkan beberapa metode untuk memperoleh data yang relevan dan akurat. Hal ini sesuai dengan pendapat Sutrisno Hadi bahwa baik buruknya hasil penelitian tergantung pada tehnik pengumpulan datanya (Sutrisna, 2002: 89).
Kegiatan pengumpulan data merupakan bagian yang sangat penting dalam setiap bentuk penelitian. Oleh karena itu proses pengumpulan data harus benar-benar dipahami oleh setiap peneliti. Kurang mantabnya pemahaman peneliti mengenai metode pengumpulan data maka akan memberikan pengaruh terhadap hasil penelitiannya.
Kemudian Penentuan metode pengumpulan data yang akan digunakan juga sangat tergantung pada jenis data dan sumber data yang akan dicari. Oleh karena itu peneliti menggunakan sederet tehnik dalam proses pengumpulan data seperti wawancara, observasi maupun dokumentasi, yang mana masing-masing proses tersebut mempunyai signifikansi tersendiri dalam upaya mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya yang akurat.
Suatu penelitian dapat dianggap valid, apabila data yang diperoleh oleh peneliti dapat diuji kebenarannya. untuk mendapatkan data tersebut maka harus menggunakan metode yang tepat dan benar sesuai dengan kebutuhan penelitian.
Dalam penelitian kualitatif, menurut para ahli metode pengumpulan data banyak sekali yang bisa dijadikan atau diambil dalam proses pengumpulan data. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.       Metode Observasi
Observasi sering diartikan pengamatan. Menurut Mardalis (2002: 63), observasi digunakan dalam rangka mengumpulkan data dalam suatu penelitian, merupakan hasil perbuatan jiwa aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya suatu studi yang di sengaja dan sistematis tentang keadaan/ fenomena sosial dan gejala psikis dengan jalan mengamati dan mencatat. Sedangkan menurut Moleong (2004: 158), observasi ialah pengamatan dan pencatatan secara sistematis.
Berdasarkan pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa metode observasi adalah suatu metode pengumpulan data dengan cara menyelidiki baik langsung maupun tidak langsung artinya peneliti bisa mengamati dari jauh dan bisa langsung terjun kedalam apa yang diselidiki.
Observasi yang digunakan di sini adalah obeservasi non partisipan, maksudnya di sini peneliti hanya melakukan satu fungsi, yaitu mengadakan pengamatan dan pendalaman. Dengan observasi peneliti akan melihat dan mengamati fenomena-fenomena yang nantinya akan djadikan sebagai sumber informasi. Data hasil observasi ini nantinya akan dibandingkan dengan data hasil interview.

b.      Metode Wawancara atau Interview
Dalam penelitian kualitatif sumber data yang paling penting adalah yang berupa manusia yang dalam posisi sebagai nara sumber atau lebih dikenal dengan informan. Untuk mengumpulkan informasi dari sumber data ini diperlukan tehnik wawancara.
Menurut Moleong (2007: 186), wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua orang, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.
Metode wawancara adalah salah satu tehnik pengumpulan data atau informasi. Kegiatan tersebut dilakukan dengan dua alasan. Pertama, dengan wawancara peneliti dapat  mengali informasi tidak hanya apa yang diketahui dan dialami diri objek yang diteliti, tetapi juga  apa yang tersembunyi jauh didalam diri subyek penelitian. Kedua, apa yang ditanyakan kepada infoman bisa mencakup hal-hal yang bersifat lintas waktu yang berkaitan dengan masa lampau, masa sekarang dan masa yang akan datang. Kemudian dalam metode wawancara terdapat lima jenis wawancara sehingga peneliti dapat memilih metode wawancara seperti apa yang akan digunakan. Adapun jenis wawancara tersebut adalah: 
1.      Wawancara Bebas (Inguided Intervew)
Yang di maksud wawancara bebas adalah pewawancara bebas menanyakan apa saja tetapi juga mengingat akan data apa yang akan dikumpulkan .
2.      Wawancara Terpimpin (Guided Intervew)
Yaitu wawancara yang dilakukan pewawancara dengan membawa sederetan pertanyaan lengkap dan terperinci seperti yang dimaksud dalam wawancara terstruktur. Yang mana dalam wawancara terstruktur masalah ditentukan oleh peneliti sebelum melakukan wawancara ,pertanyaan sudah diformulasikan oleh peneliti dan respondennya atau yang diwawancarai diharapkan menjawab dalam bentuk yang sesuai dengan kerangka kerja pewawancara dan definisi  permasalahan. Biasanya jenis wawancara seperti ini dilakukan dalam situasi yang lebih formal.
3.      Wawancara Bebas Terpimpin
Yaitu kombinasi antara wawancara bebas dan terpimpin. Dalam jenis wawancara bebas terpimpin ini, pewawancara membawa kerangka untuk disajikan tetapi cara menyajikan dan irama pertanyaan-pertanyaan itu diserahkan kepada kebijaksanaan pewawancara dengan demikian wawancara masih terletak ditangan pewawancara (Sutirsno, 2002: 207).
Adapun wawancara yang digunakan oleh peneliti menggunakan jenis wawancara wawancara bebas terpimpin. Dalam hal ini mula-mula peneliti menanyakan serentetan pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu persatu di perdalam dengan mengorek keterangan lebih lanjut. Dengan demikian jawaban yang diperoleh meliputi semua variable, dengan keterangan yang lengkap dan mendalam. Dalam metode wawancara ini data yang ingin diperoleh adalah tentang pelaksanaan fungsi manajemen sumber daya manusia dalam meningkatkan mutu pendidikan di MTs Satu Atap Al Alawiyah Sukorambi Jember Tahun Pelajaran 2010/2011.

c.       Metode Dokumenter
Selain metode observasi dan wawancara, dalam penelitian ini peneliti juga menggunakan metode dokumenter.
Metode dokumenter adalah salah satu metode pengumpulan data yang digunakan dalam metodologi penelitian sosial dan digunakan untuk menelusuri data yang tersimpan di surat-surat, catatan harian dan sebagainya (Bugin, 2008: 212).
Suharsimi Arikunto (2006: 231), menjelaskan metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, buku, surat kabar, majalah, agenda kegiatan, dan sebagainya.
Metode ini digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel-variabel yang berupa catatan, jadwal kerja harian, kalender kerja,  dan sebagainya yang mungkin ada. Metode ini agak lebih mudah dan tidak begitu sulit, dalam arti apabila ada kekeliruan sumber datanya masih tetap, belum berubah. Dengan metode dokumentasi berarti yang diamati bukan benda hidup tetapi benda mati seperti cacatan lapangan, transkip, surat kabar, notulen rapat, agenda dan sebagainya.


  1. Analisis Data
Menurut Moleong (2007: 248), menyatakan bahwa analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.
Metode analisis data yang digunakan peneliti adalah deskriptif kualitatif. Karena penelitian ini berbentuk kualitatif maka data yang diambil adalah analisis deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati, data-data tersebut dapat diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lainnya sehingga dapat dengan mudah dipahami temuannya dan dapat diinformasikan kepada orang lain.
Metode analisis data deskriptif kualitatif  menurut Sugiono (2008: 92), dilakukan melalui tiga langkah yaitu:
1)      Reduksi data
Reduksi data yaitu merangkum, memilih hal-hal yang pokok, menfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang sudah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.
2)      Penyajian data
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data, dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sebagainya. Dengan mendisplaykan data, maka akan mempermudah untuk memahami apa yang terjadi.
3)      Conclusion Drawing/ Verifikasi
Conclusion Drawing adalah penarikan kesimpulan. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Dan temuan-temuan baru dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas.
Dengan demikian, melalui analisa data deskriptif ini, peneliti akan sangat  memanfaatkan pertanyaan dengan kata-kata serta tindakan dari subjek penelitian. Kemudian setelah data terkumpul secara keseluruhan, data yang bersifat kualitatif tersebut dideskripsikan dengan kata-kata atau kalimat lalu dipisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan.

  1. Keabsahan Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan keabsahan data dengan teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dari luar data itu sendiri sebagai pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut (Moleong, 2007: 330).
Menurut Denzin dalam Moleong (2007: 330), membedakan empat macam Triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori.
Triangulasi yang peneliti gunakan disini adalah triangulasi sumber yakni membandingkan dan mengecek balik drajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui alat dan metode yang berbeda dalam metode kualitatif. Hal tersebut menurut Moleong (2007: 331), menjelaskan teknik Triangulasi data dapat dicapai dengan jalan sebagai berikut:
1)      membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara
2)      membandingkan dengan apa yang dilakukan orang didepan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi
3)      membandingkan dengan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu
4)      pandangan seperti rakyat biasa yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan, dan
5)      membandingkan hasil wawancara dengan suatu dokumen yang berkaitan.

  1. Tahapan-tahapan Penelitian
Untuk mengetahui proses penelitian yang dilakukan oleh peneliti mulai awal hingga akhir maka perlu untuk diuraikan tahap-tahap penelitian. Tahapan penelitian yang dilalui oleh peneliti dalam proses penelitian adalah sebagai berikut:
      1.   Tahap Pra Lapangan
            Menurut Moleong (2007: 127),  dalam tahapan penelitian pra lapangan terdapat enam        tahapan. Tahapan tersebut juga dilalui oleh peneliti sendiri. Adapun enam     tahapan tersebut ialah:
a.       Menyusun Rancangan Penelitian
Pada tahapan ini peneliti membuat rancangan penelitian terlebih dahulu, dimulai dari pengajuan judul, penyusunan matrik penelitian yang selanjutnya dikonsultasikan pada dosen pembimbing yaitu Moch. Imam Machfudi, SS, M. Pd dan dilanjutkan penyusunan proposal penelitian hingga seminarnya. 
b.      Memilih Lapangan Penelitian
Sebelum melakukan penelitian seorang peneliti harus terlebih dahulu memilih lapangan penelitian. Lapangan penelitian yang dipilih oleh peneliti ialah MTs Al Alawiyah Sukorambi. Lapangan penelitian berlokasi di MTs Al Alawiyah karena cukup terjangkau bagi peneliti dan lembaga tersebut tergolong baru memiliki perkembangan yang pesat dalam pengelolaan madrasah.  
c.       Mengurus Perizinan
Sebelum mengadakan penelitian peneliti mengurus perizinan terlebih dahulu yakni meminta surat permohonan penelitian kepada pihak kampus. Setelah meminta surat perizinan, peneliti menyerahkan kepihak MTs Al Alawiyah Sukorambi untuk mengetahui apakah diizinkan mengadakan penelitian atau tidak. Menjajaki dan menilai lapangan.
Setelah diberikan izin, peneliti mulai melakukan penjajakan dan menilai lapangan untuk lebih mengetahui latar objek penelitian, lingkungan sosial, adat istiadat, kebiasaan, agama dan pendidikannya. Hal ini dilakukan agar memudahkan penelitidalam menggali data. Lapangan penelitian yang dijajaki ialah MTs Al Alawiyah dan kehidupan orang-orang yang hendak dijadikan informan.

d.      Memilih dan Memanfaatkan Informan
Pada tahap ini peneliti mulai memilih informan untuk mendapatkan informasi yang dipilih. Informan yang diambil dalam penelitian ini ialah kepala madrasah, guru, karyawan, dan siswa.
e.       Menyiapkan Perlengkapan Penelitian
Setelah semua selesai mulai dari rancangaa penelitian hingga memlih informan, maka peneliti menyiapkan perlengkapan penelitian sebelum terjun kelapangan yakni mulai dari ball point, buku catatan, kertas dan sebagainya.

2.   Tahap Pekerjaan Lapangan
            Pada tahap ini peneliti mulai  mengadakan kunjungan langsung kelokasi penelitian, namun disamping itu peneliti sudah mempersiapkan diri, baik fisik, mental maupun biaya.

3.   Tahap Analisa Data
                  Tahap ini merupakan tahap terakhir dari proses penilitian. Pada tahap ini     pula peneliti mulai menyusun laporan dan mempertahankan hasil penelitian.

9.      Sistematika Pembahasan
Sesuai petunjuk penulisan skripsi yang telah ditetapkan, sistematika pembahasan dalam skripsi secara umum terbagi menjadi lima bab yang meliputi :
Bab pertama terdiri dari pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, dilanjutkan dengan fokus masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi istilah.
Bab dua berisi kajian pustaka, yang didalamnya terangkum tentang ringkasan kajian penelitian terdahulu yang memiliki keterkaitan dengan penelitian yang dilakukan sekarang. Dan berisi tentang kajian teori.
Bab tiga membahas tentang metode penelitian yang meliputi : pendekatan penelitian, jenis penelitian, lokasi penelitian, sumber data, tekhnik pengumpulan data, analisis data, keabsahan data, dan terakhir tahap-tahap penelitian.
Bab empat membahas penyajian data dan analisis, meliputi beberapa hal tentang gambaran obyek penelitian, penyajian data dan analisis, dan pembahasan temuan.
Bab lima berisi tentang membuat kesimpulan dan saran-saran serta daftar pustaka.



DAFTAR PUSTAKA
­­­­­­­­­­­­
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta
Bungin, Burhan, 2003. Analitis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo

Danim, Sudarwan.  2002. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia

Gojali, Imam dan Umiarso. 2010. Manajemen Mutu Sekolah di Era Otonomi Pendidikan. Jogjakarta: IRCiSoD

Gomes, Cardoso, Faustino. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: ANDI

Hadi, Sutrisno. 2002. Metodologi research. Yogyakarta: Andikasa

Hariandja, Efendi, Tua, Marihot. 2009. Manajeman Sumber Daya Manusia. Jakarta: Grasindo

Hasibuan, Malayu. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara
_______________. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara

Mardalis, 2002.  Metode Penelitian suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: PT Bumi Aksara

Moleong, Lexy. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya Offset

_____________. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya Offset

Peters, Tom, and Austin, Nancy. 1985. A Passion For Excellenl. Glasgow, Fontana/Collin

Rachmawati, Kusdyah, Ike. 2008. Manajeman Sumber Daya Manusia. Jogjakarta: ANDI

Sallis, Edward. 2010. Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan. Jogjakarta: IRCiSoD

Siagian, Sondang. 2000. Manajemen Abad 21. Jakarta: Bumi Aksara

______________. 2002. Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta: Rinika Cipta

STAIN, 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jember: STAIN Jember

Susilo, Joko. 2007. Pembodohan Siswa Tersistematis. Yogyakarta: Pinus Book Publiser

Terry, R, George. 2000. Prinsip-Prinsip Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara

Undang-Undang RI No. 21 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung : Fokus Media

Usman, Husaini. 2008. Manajemen Teori Praktik dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Wiludjeng SP, Sri. 2007. Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu


Tidak ada komentar:

Posting Komentar