Pages

Rabu, 12 Maret 2014

Manajemen Mutu 3


BAB III
METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk melakukan kegiatan penelitian dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan utama penelitian adalah mencari kebenaran dan memecahkan masalah tentang fenomena atau peristiwa, sehingga metode dan langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian harus relevan dengan rumusan masalah atau tujuan penelitian. Metode dan langkah-langkah penelitian secara operasional menyangkut beberapa hal, yaitu pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan data, dan tahap-tahap penelitian.

A.    Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penggunaan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data asli dan alamiah artinya suatu data yang sesuai dengan keadaan sesungguhnya dan memiliki makna mendalam, sehingga melalui pendekatan kualitatif setiap fenomena yang ada di lapangan dan berkaitan dengan tujuan penelitian dapat dipahami secara mendalam sesuai dengan kenyataan sebenarnya.
Pendekatan kualitatif merupakan pendekatan penelitian yang memerlukan pemahaman yang mendalam dan menyeluruh berhubungan dengan obyek yang diteliti bagi menjawab permasalahan untuk mendapat data-data kemudian dianalisis dan mendapat kesimpulan penelitian dalam situasi dan kondisi yang tertentu.[116] Metode penelitian kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti merupakan suatu nilai di balik yang tidak nampak.[117]
Penelitian ini akan dilaksanakan dengan menggunakan orientasi atau perspektif teoritis fenomenologi. Pada dasarnya landasan teoritis dari penelitian kualitatif bertumpu secara mendasar terhadap fenomenologis, karena itu fenomenologi dijadikan dasar utama sedangkan yang lain, yaitu interaksi sosial, kebudayaan, dan etnometodologi sebagai dasar tambahan.[118] Fenomenologis berpendapat bahwa kebenaran sesuatu itu dapat diperoleh dengan cara menangkap fenomena atau gejala yang memancar dari objek yang diteliti.[119] Dalam hal ini ditekankan pada aspek subjektif dari perilaku orang.[120] Penelitian kualitatif ini berorientasi pada fenomenologis.
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang dilakukan melalui pendekatan kualitatif yang berorientasi pada fenomenologis, peneliti berusaha mengumpulkan sejumlah data atau informasi secara mendalam dan mendetail mengenai manajemen pengendalian mutu manajemen tenaga pendidik dan kependidikan di RSDBI Al-Ikhlash Full Day School tahun 2010. Peneliti pun mengawali penelitiannya dengan mengamati fenomena yang terjadi di RSDBI Al-Ikhlash Full Day School Lumajang, kemudian ada  ketertarikan  sendiri bagi peneliti sehingga dilakukan  penelitian  dengan tema manajemen pengendalian mutu tenaga pendidik dan kependidikan di RSDBI Al-Ikhlash Full Day School Lumajang yang disesuaikan dengan waktu penelitian yaitu tahun 2010. Ketertarikan ini diawali dengan perbincangan santai dengan salah satu teman yang mengajar di sekolah tersebut, dan dari perbincangan tersebut yang akhirnya ditawari untuk meneliti di lembaga tempat ia mengajar.

B.   Kehadiran Peneliti
Penelitian ini dengan menggunakan pendekatan kualitatif menekankan pada pentingnya peran serta peneliti dalam proses penelitian, sehingga kehadiran dan keterlibatan peneliti bersifat mutlak. Dalam penelitian kualitatif peneliti sebagai human instrument dan dengan teknik pengumpulan data participant observation (observasi berperanserta) dan in depth interview (wawancara mendalam), maka peneliti harus berinteraksi dengan sumber data.[121] Sedangkan Moleong menjelaskan tentang kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif yaitu memiliki kedudukan yang cukup rumit, peneliti berperan sebagai perencana, pelaksana pengumpul data, analisis, penafsir, dan sekaligus pelapor hasil penelitian.[122]
Kedua pernyataan di atas memberikan suatu pemahaman bahwa instrumen utama dalam penelitian kualitatif adalah peneliti, oleh karenanya seorang peneliti harus berinteraksi langsung dengan sumber data. Proses interaksi ini dapat berupa partisipasi aktif, partisipasi pasif, partisipasi moderat, dan partisipasi lengkap.[123]
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka kehadiran peneliti di lokasi penelitian dalam penelitian ini adalah berperan sebagai partisipasi pasif artinya peneliti hadir langsung di lokasi penelitian atau tempat kegiatan subyek yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat secara langsung dalam kegiatan tersebut. Peneliti hanya mengamati dan bersifat netral terhadap semua kejadian/peristiwa yang sedang berlangsung di lokasi penelitian. Untuk memahami lokasi penelitian, peneliti mengawalinya dengan mengajukan ijin kepada kepala sekolah terlebih dahulu, memahami latar penelitian, dalam hal ini RSDBI Al-Ikhlash Full Day School Lumajang, kemudian dilanjutkan dengan membangun keakraban dengan informan. Peneliti kualitatif merupakan perencana, pelaksana, pengumpul data, penganalisis, penafsir data, dan sekaligus menjadi pelopor penelitian.
            Fungsi dan peran peneliti yang strategis, maka hubungan antara peneliti dan informan di lokasi penelitian harus dibina dengan baik, di samping itu untuk menghindari persepsi negatif dan mematuhi peraturan yang ada peneliti memberikan informasi kepada pihak RSDBI Al-Ikhlash Full Day School Lumajang, seperti identitas dan surat izin penelitian, hal ini dimaksudkan agar peneliti dapat memperoleh data yang diperlukan secara utuh dan mendalam.
Penelitian ini dilakukan oleh peneliti dengan cara terjun langsung di RSDBI Al-Ikhlash Full Day School Lumajang dan mengadakan komunikasi dengan kepala sekolah, tenaga pendidik dan kependidikan. Selama penelitian peneliti sering berada di RSDBI Al-Ikhlash Full Day School Lumajang untuk mengadakan pengamatan tidak setiap hari mengingat informan mempunyai jadwal yang relatif padat, serta peneliti yang mempunyai kesibukan keluarga, mengajar dan sebagai tenaga administrasi di perguruan tinggi swasta. Sehingga sangat sedikit waktu mereka dan peneliti yang bisa digunakan untuk mendapatkan data baik dokumen maupun melalui wawancara dan ini di lakukan  juga untuk menghindari perasaan terganggu oleh kehadiran peneliti. Untuk diperoleh informasi dan data selengkap mungkin untuk pengungkapan makna, peneliti pun mengkaji kembali data yang sudah diperoleh baik lewat pengamatan, dokumen maupun hasil wawancara sehingga bisa menetapkan bahwa suatu data yang diperoleh masih bersifat umum atau sudah cukup, atau masih perlu ditambah lagi.
Peran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai pengamatan berperan serta sebagai penelitian yang bercirikan interaksi sosial yang memakan waktu cukup lama antara peneliti dengan subyek dalam lingkungan subyek, dan selama itu data dalam bentuk catatan lapangan dikumpulkan secara sistematis dan berlaku tanpa gangguan. Dengan membaur bersama tenaga pendidik dan kependidikan di RSDBI Al-Ikhlash Full Day School Lumajang peneliti dapat mengadakan pengamatan secara langsung terhadap obyek penelitian, serta juga mengadakan interaksi yang baik mereka dengan harapan  akan membantu peneliti pada tahapan selanjutnya. Tindakan peneliti ini ditunjang oleh perilaku personil para tenaga pendidik dan kependidikan yang cukup terbuka dan hangat membuat peneliti mudah diterima di lingkungan  RSDBI Al-Ikhlash Full Day School Lumajang sehingga sangat membantu peneliti dalam mengumpulkan data baik data dalam bentuk dokumen serta pelaksanaan wawancara.

C.   Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RSDBI Al-Ikhlash Full Day School Lumajang yang beralamat di jalan Bengawan Solo no 68 Kelurahan Jogotrunan RT. 02 RW. 16 Lumajang Propinsi Jawa Timur. Pada tahun 2006 telah terakreditasi dengan nilai A. Selama lima tahun berdirinya SD Al-Ikhlash Full Day School Lumajang tanggal 10 Juli 2001 sudah diakreditasi. Di tahun 2009 lebih tepatnya tanggal 25 Juli 2009 kepala SD Al-Ikhlash, Umi Nahariyah menandatangani nota kesepahaman yang juga ditandatangi oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lumajang Winhatmo Hari Surya. Sebagai pertimbangannya adalah sekolah ini di tahun 2007  membuka kelas bahasa asing (Inggris), seluruh gurunya berijazah S-1, dan berbagai pertimbangan lainnya.[124]
Didirikannya SD Al-Ikhlash Full Day School Lumajang untuk memajukan dunia pendidikan serta menjawab tuntutan kebutuhan masyarakat terhadap lembaga pendidikan Islam yang berkualitas. Sebuah sekolah dasar plus yang mengintegrasikan kurikulum pendidikan formal, non formal, keagamaan dan kemasyarakatan dalam satu sistem pendidikan yang dilaksanakan sepanjang hari (full day school). Semula SD Al-Ikhlash Full Day School Lumajang menjadi RSDBI Al-Ikhlash Full Day School Lumajang. Penentuan lokasi penelitian didasarkan pada beberapa pertimbangan, yaitu:
a.  RSDBI Al-Ikhlash Full Day School Lumajang merupakan satu-satunya lembaga pendidikan Islam pada jenjang sekolah dasar di Lumajang yang menjadi rintisan sekolah dasar bertaraf internasional.
b.  Rintisan Sekolah Dasar Bertaraf Internasional (RSDBI) Al-Ikhlash Full Day School Lumajang mengalami kemajuan dalam waktu 8 tahun didirikan tersebut sudah berganti nama yang awalnya Sekolah Dasar Al-Ikhlash Full Day School Lumajang menjadi Rintisan Sekolah Dasar Bertaraf Internasional (RSDBI) Al-Ikhlash Full Day School Lumajang.

D.  Sumber Data
Sumber data adalah subyek dari mana data dapat diperoleh.[125] Lofland dan Lofland mengemukakan bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen, dan lain-lain.[126] Data dalam penelitian diperoleh melalui dua sumber data, yaitu sumber primer dan sekunder. Sumber primer yaitu sumber data yang dikemukakan sendiri oleh pihak yang hadir langsung pada waktu kejadian yang digambarkan tersebut berlangsung, dan data sekunder merupakan sumber data yang digambarkan oleh bukan orang yang ikut mengalami pada waktu kejadian berlangsung.[127]
Sedangkan sumber data  dari penelitian ini ditekankan pada sumber data manusia, yaitu tenaga pendidik dan kependidikan yang bisa memberikan informasi obyektif tentang manajemen pengendalian mutu tenaga pendidik dan kependidikan di RSDBI Al-Ikhlash Full Day School Lumajang. Untuk subyek penelitian ini terdiri dari kepala sekolah, wakil dalam hal ini wakil bagian kurikulum dan wakil bagian kesiswaan dan hubungan masyarakat (humas), tenaga pendidik dan kependidikan.
Pemilihan subyek penelitian (informan) dilakukan dengan teknik purposive sampling yaitu teknik pengambilan sumber data dengan pertimbangan tertentu dengan tujuan untuk menentukan informan kunci, selanjutnya teknik ini dikembangkan seperti bola salju dengan menggunakan teknik snowball sampling, yaitu teknik pengambilan sampel sumber data yang menggunakan falsafah bola salju, dimana pada awalnya sedikit atau kecil, lama-lama menjadi besar atau banyak. Teknik ini dilakukan karena dari jumlah sumber data yang sedikit belum memberikan data yang memuaskan, maka mencari orang lain yang dapat digunakan sebagai sumber data dengan demikian sampel sumber data akan semakin besar seperti bola salju yang menggelinding, lama-lama menjadi besar.[128]
Sumber data primer diperoleh dari hasil wawancara dan observasi. Wawancara dilakukan dengan informan yaitu pihak Kepala sekolah, wakil kepala sekolah, tenaga pendidik dan kependidikan RSDBI Al-Ikhlash Full Day School Lumajang. Data primer juga diperoleh dari hasil observasi langsung terhadap peristiwa yang ada di lokasi penelitian dan memiliki kaitan dengan manajemen pengendalian mutu tenaga pendidik dan kependidikan RSDBI Al-Ikhlash Full Day School Lumajang. Data sekunder dalam penelitian ini sangat berguna sebagai bahan pembanding dan memperkuat data di lapangan. Data sekunder diperoleh dari studi dokumentasi terhadap sumber tertulis, dan foto-foto di lokasi penelitian, serta dokumen lain di luar lokasi penelitian yang ada kaitannya dengan manajemen mutu terpadu tenaga pendidik dan kependidikan di RSDBI Al-Ikhlash Full Day School Lumajang.
Kepala sekolah Ibu Umi Nahariyah adalah informan pertama yang ditemui dan diwawancarai  untuk dijadikan sumber data. Kepala sekolah dijadikan informan karena sebagai sentral yang bertanggung jawab atas tenaga pendidik dan kependidikan. Kepala sekolah sebagai pusat manajemen tenaga pendidik dan kependidikan yang dimulai dari perencanaan, rekrutmen, seleksi, penempatan pegawai, pelatihan dan pengembanngan, kompensasi dan pengendalian terhadap tenaga pendidik dan kependidikan. Dari kepala sekolah ini peneliti banyak memperoleh informasi  yang berkaitan  dengan  empat fokus penelitian.
Wakil kepala sekolah bagian Kurikulum ibu Khojiah, dan bagian kesiswaan dan hubungan masyarakat ibu Puji Lestari dijadikan informan atas pemberitahuan dari kepala sekolah disebabkan mereka dalam kapasitasnya  sebagai orang yang banyak terlibat dalam kegiatan yang terkait dengan proses  sumber daya manusia sebagai pengelola pendidikan di sekolah. Sehingga sangat diperlukan untuk memperoleh data yang berhubungan  dengan  fokus penelitian. Dalam  penjelasan tentang perencanaan tenaga pendidik dan kependidikan, mereka cukup terbuka  dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan  peneliti selama wawancara. Peneliti banyak mendapatkan informasi tentang perencanaan sampai pada tahap pengendalian mutu tenaga pendidik dan kependidikan di sekolah.
Untuk memenuhi data mulai fokus 1, yang banyak diperoleh dari kepala sekolah dan wakilnya, untuk fokus dua sampai tentang rekrutmen, seleksi,  penempatan pegawai, pelatihan dan pembinaan, dan pengendalian diperoleh dari wawancara dengan tenaga pendidik dan kependidikan. Selain kepala sekolah dan wakilnya, juga tenaga pendidik yang menjabat jadi koordinator jenjang atas yang disebut koordinator jenjang (konjen) atas yaitu ibu Risdina Darajati, serta dua orang tenaga kependidikan yaitu tenaga perpustakaan dengan Umi Nadhiroh dan Diah Widiarti untuk tenaga administrasinya.
Untuk melengkapi semua data juga memerlukan informasi dari pendidik yang baru direkrut dalam masa percobaan dan pendidik yang masih calon pegawai karena tidaklah mungkin penelitian tentang manajemen pengendalian mutu tenaga pendidik dan kependidikan tanpa informasi  dari yang lainnya.

E.   Prosedur Pengumpulan Data
Proses mengumpulkan data, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1)      Observasi (pengamatan), Metode ini menggunakan pengamatan atau penginderaan langsung terhadap suatu benda, kondisi, situasi, proses, atau perilaku.[129] Pengamatan dilakukan terhadap peristiwa yang ada kaitannya dengan manajemen pengendalian mutu tenaga pendidik dan kependidikan di RSDBI Al-Ikhlash Full Day School Lumajang. Dalam pengamatan yang dilakukan peneliti adalah waktu seleksi tenaga pendidik yang dilakukan di bulan April. Para pelamar melakukan seleksi mulai dari tes tulis, wawancara, aplikasi komputer dan tes mengajar. Serta kegiatan rutin yang dilakukan para pendidik di hari sabtu yang tidak ada kegiatan belajar mengajar.
2)      Wawancara (Interview) adalah percakapan dengan maksud tertentu oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) dan terwawancara (interviewee). Estenberg mendefinisikan wawancara sebagai pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara dibedakan menjadi tiga, yaitu wawancara terstruktur, semi terstruktur, dan tidak terstruktur.[130] Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara semi terstruktur. Tujuan dari teknik wawancara ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, yakni pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya.
Teknik ini digunakan untuk mengetahui secara mendetail tentang kegiatan dalam manajemen pengendalian mutu tenaga pendidik dan kependidikan yang dilakukan oleh informan. Dalam wawancara ini ada unsur utama yang perlu diperhatikan, yaitu ketepatan jawaban dan kebenarannya jika disesuaikan dengan fakta. Wawancara harus dilakukan secara terbuka untuk menggali pandangan unsur-unsur sekolah tentang masalah yang akan diteliti, dan harus dilakukan dalam waktu dan konteks yang tepat untuk mendapatkan data akurat, dan tentunya hal ini harus dilakukan secara berkesinambungan sampai mencapai tujuan penelitian. Interview dimaksudkan untuk mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan kepedulian  dan lain lain. Kebulatan  wawancara  berstruktur dan tak berstruktur.
Ketika melakukan wawancara mendalam terhadap informan peneliti sebelumnya sudah menyiapkan daftar pertanyaan yang akan diajukan  kepada informan tentang manajemen pengendalian mutu tenaga pendidik dan kependidikan. Kadangkala peneliti sendiri mengalami ketidak pahaman dari jawaban yang diberikan yang diberikan oleh informan tersebut dan ini membuat peneliti  harus mengulang pertanyaan  yang telah dilontarkan kembali sehingga peneliti mendapatkan jawaban yang dibutuhkannya.
3)      Dokumentasi, teknik ini dilakukan dengan cara menelaah dokumen-dokumen resmi, arsip, dan literatur penting yang berkaitan dengan masalah penelitian, sehingga berguna untuk melengkapi hasil penelitian. Alasan penggunaan teknik ini untuk keperluan penelitian menurut Guba dan Lincold adalah:
Dokumen merupakan sumber yang stabil, kaya, dan mendorong; berguna sebagai bukti untuk suatu keperluan; bersifat alamiah, sesuai dengan konteks lahir dan berada dalam konteks, sehingga sesuai dengan penelitian kualitatif; dokumen relatif murah dan mudah diperoleh; tidak reaktif sehingga sulit ditemukan dengan teknik kajian isi; melalui pengkajian isi akan membuka kesempatan untuk lebih memperluas tubuh pengetahuan terhadap sesuatu yang diselidiki.[131]


F.   Analisis Data
Analisis data menurut Bogdan adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.[132] Dari rumusan tersebut dapatlah peneliti menarik garis bahwa  analisis data bermaksud diawali dengan mengorganisasikan data. Data yang  terkumpul  banyak sekali dan terdiri dari catatan lapangan dan komentar peneliti, gambar, foto dokumen berupa  laporan, biografi, artikel dan sebagainya. Pekerjaan analisis data dalam hal ini ialah mengatur, mengurutkan, mengelompokkan dan mengkategorikannya.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif model Interaktif Miles dan Huberman. Miles dan Huberman mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga data jenuh. Aktivitas data analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.[133]
Model interaktif Miles dan Huberman dalam analisis data ditunjukkan pada gambar di bawah ini:


 








Gambar 3.1
Teknik analisis data model interaktif Miles dan Huberman

  1. Data Collection (Koleksi Data)
Koleksi data merupakan data yang muncul berwujud kata-kata dan bukan rangkaian angka. Data itu dikumpulkan dalam aneka macam cara (observasi, wawancara, dan studi dokumentasi) dan yang biasanya diproses kira-kira sebelum belum siap digunakan (melalui pencatatan, pengetikan dan penyuntingan).[134]  Penelitian kualitatif akan memperoleh jumlah data yang banyak, kompleks, rumit, dan data cenderung terkesan tidak bermakna. Data dalam penelitian ini berupa data dari hasil wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Data yang terkumpul dan bersifat heterogen tersebut, kemudian dilakukan analisis reduksi data.[135]

  1. Data Reduction (Reduksi Data)
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan tranformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Secara singkat dapat dijelaskan bahwa dengan reduksi data peneliti dapat menyeleksi, menyederhanakan, dan mentransformasikan data yang diperlukan dengan jalan menggolongkan ke dalam
data umum dan data fokus, mengarahkan, dan membuang data yang tidak diperlukan.[136]
c.       Data display (Sajian Data)
Data display sebagai sekumpulan informasi yang tersusun, sehingga memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Melalui penyajian data dapat dipahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan.[137]
  1. Kesimpulan/Verifikasi
Penarikan kesimpulan atau verifikasi data merupakan kegiatan untuk menarik makna dari data yang ditampilkan. Pada tahap ini, peneliti berusaha mencari makna dari data yang telah direduksi dan tergali ataupun terkumpul dengan jalan membandingkan, mencari pola, tema, hubungan persamaan, mengelompokkan, dan memeriksa hasil yang diperolah dalam penelitian.[138]


G.   Pengecekan Keabsahan Data
Hasil penelitian agar dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dipercaya oleh semua pihak perlu diadakan pengecekan keabsahan data. Tujuannya adalah untuk membuktikan bahwa apa yang diamati oleh peneliti sesuai dengan apa yang
sesungguhnya ada di lapangan. Dalam penelitian kualitatif temuan atau data penelitian dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang di laporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti.[139]
Teknik pengecekan keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi perpanjangan waktu pengamatan, ketekunan pengamatan, dan triangulasi.
a. Perpanjangan waktu pengamatan
Kehadiran peneliti dalam penelitian kualitatif sangat menentukan proses pengumpulan data. Waktu singkat belum cukup menentukan untuk mengamati gejala-gejala yang terjadi, maka diperlukan perpanjangan pengamatan. Perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui maupun sumber data baru dan melakukan studi dokumentasi sebagai tambahan data pendukung. Perpanjangan pengamatan akan melahirkan hubungan peneliti dengan subyek akan semakin terbentuk, akrab, terbuka, dan saling mempercayai, sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan.[140]
b.  Ketekunan Pengamatan
Moleong mengemukakan bahwa ketekunan pengamatan berarti mencari konsisten interpretasi dengan berbagai cara dalam kaitannya dengan proses analisis yang konstan atau tentatif. Mencari suatu usaha yang membatasi berbagai pengaruh. Mencari apa yang dapat diperhitungkan dan apa yang tidak dapat. Ketekunan pengamatan melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan, akan memberikan kepastian data dan urutan peristiwa dapat direkam secara pasti dan sistematis.[141]
c.  Triangulasi
Menurut Miles dan Huberman bahwa triangulasi sebagai tambahan, penggambaran, proses tersebut sesuai dengan mereka berbicara mengenai penyahihan satu temuan dengan merendahkan bahwa temuan tersebut yang mengalami pengujian berupa pengukuran yang tidak sempurna. Triangulasi terdiri atas menarik kembali rangkaian hubungan sebab akibat yang paling masuk akal dari rancangan program untuk mengerjakan hasil sementara untuk memperoleh hasil akhir, mencoba untuk bisa mendapatkan lebih dari satu ukuran dari lebih satu sumber untuk setiap kaitan dalam rangkaian.[142]
Ada empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, dan teori. Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal ini dapat dicapai melalui membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara, dan juga membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen yang berkaitan. Pada triangulasi sebagai metode ada dua strategi bahwa pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpul dan pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama, atau cara lain yaitu membandingkan hasil pekerjaan analis dengan analis lainnya. Sedangkan triangulasi sebagai teori bahwa hal itu dapat dilaksanakan dan hal itu dinamakan penjelasan banding.[143]
Teknik triangulasi dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa cara, yaitu membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen yang berkaitan, membandingkan berbagai pendapat atau pandangan dari informan, seperti tenaga pendidik dan kependidikan di RSDBI Al-Ikhlash Full Day School Lumajang.

H.   Tahap-tahap Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut:
  1. Tahap Pra-lapangan
Tahap pra-lapangan, yaitu tahap yang dilakukan sebelum penelitian dilaksanakan. Kegiatan dalam tahap pra-lapangan meliputi:
a.       Menyusun Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini berisi: latar belakang masalah dan alasan pelaksanaan penelitian, rumusan masalah penelitian, pemilihan lokasi penelitian, penentuan jadwal penelitian, rancangan pengumpulan data, rancangan prosedur analisis data, dan rancangan pengecekan keabsahan data. Dalam  menyusun  rancangan penelitian ini peneliti mengajukan  judul tesis pada dosen pembimbing satu Bapak Dr. Ahidul Asror, M.Ag. dan pembimbing dua Ibu Hj. Dr. Titiek Rohanah Hidayati, M.Pd. yang menilai apakah judul yang diajukan sudah sesuai dengan program studi manajemen pendidikan agama Islam. Setelah mendapatkan persetujuan dari pembimbing satu dan pembimbing dua maka peneliti disarankan untuk menyusun proposal dan peneliti mendapatkan pengarahan yang ada kaitannya dengan tema penelitian sampai dilaksanakannya seminar proposal. (proses ini dilakukan  mulai   tanggal 6 Pebruari sampai 1 April 2010)
2)   Memilih lapangan penelitian
Peneliti sempat kesulitan untuk mencari tempat penelitian sampai akhirnya berbincang-bincang dengan Puji Lestari untuk lokasi penelitian. Dia menawarkan untuk lokasi penelitian dimana tempat ia mengajar. Dengan pertimbangan tersebut peneliti mencoba melakukan survei awal terhadap RSDBI Al-Ikhlash Full Day School Lumajang. Karena keberhasilannya dalam mengelola sekolah, yang semula bernama SD Al-Ikhlash Full Day School Lumajang sejak berdirinya tahun 2001 menjadi RSDBI Al-Ikhlash Full Day School Lumajang di tahun 2009. Peneliti menilai dengan keberhasilan tersebut tidak lepas dari sumber daya manusianya yaitu tenaga pendidik dan kependidikan di dalam mempertahankan mutu. Dalam menentukan lapangan penelitian, perlu mempertimbangkan  teori substantif, apakah  terdapat kesesuaian dengan kenyataan di lapangan. Di samping itu perlu  juga mempertimbangkan  keterbatasan  waktu, biaya dan tenaga. (dilakukan tanggal 1-6 Pebruari 2010)
3)   Perizinan
Sehubungan dengan penelitian yang dilaksanakan di luar kampus dan merupakan lembaga pendidikan, maka pelaksanaan penelitian ini memerlukan izin dengan prosedur sebagai berikut, yaitu permintaan surat pengantar dari Program Pasca Sarjana Manajemen Pendidikan Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Jember sebagai permohonan izin penelitian yang diajukan kepada Kepala RSDBI Al-Ikhlash Full Day School Lumajang. (dilakukan 20 April 2010)
4)      Menjajaki dan menilai keadaan lapangan
Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran umum tentang  manajemen pengendalian mutu tenaga pendidik dan kependidikan di RSDBI Al-Ikhlash Full Day School Lumajang. Selanjutnya peneliti juga mempelajari tentang latar penelitian di sekolah tersebut sehingga peneliti dapat mempersiapkan diri baik fisik maupun mental serta menyiapkan  segala sesuatu yang diperlukan  dalam penelitian. Pengenalan lapangan  dimaksudkan pula  untuk menilai keadaan, situasi, latar dan konteksnya apakah terdapat kesesuaian dengan masalah, hipotesis, teori substantif, seperti yang digambarkan  dan dipikirkan sebelumnya oleh peneliti.
5)      Memilih dan memanfaatkan informan
Untuk memperoleh informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian, informan tersebut adalah  orang yang mengetahui  secara mendalam  tentang manajemen pengendalian mutu tenaga pendidik dan kependidikan di RSDBI Al-Ikhlash Full Day School Lumajang. Disamping menetapkan siapa saja yang dijadikan sebagai kunci informan dan perlu juga menentukan informan biasa.(dilakukan pada tanggal 26 Mei 2010)
6)       Menyiapkan perlengkapan penelitian. Dalam menyiapkan penelitian peneliti menyiapkan seperti alat perekam, alat-alat tulis.
7)      Etika penelitian
Untuk penelitian kualitatif, orang sebagai  alat  sebagai instrumen mengumpulkan data, sehingga perlu memperhatikan etika dalam pergaulan. Dalam hal peneliti harus memperkenalkan diri tujuan dan maksud kedatangannya, peneliti juga harus menghargai informan, peneliti juga harus mematuhi peraturan, memegang rahasia jika tidak dikehendaki untuk dipublikasikan, dan menulis semua kejadian secara jujur atau tidak mengubah data aslinya.
  1. Tahap Pekerjaan Lapangan
Terbagi atas tiga bagian, yaitu;
a.         Memahami latar penelitian dan persiapan diri
Di samping mempersiapkan diri, peneliti harus juga memahami latar penelitian agar dapat menentukan model pengumpulan datanya, melalui observasi atau wawancara atau dokumentasi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan cara observasi, wawancara dan dokumentasi untuk pengumpulan data.
b.         Memasuki lapangan
Ketika memasuki lapangan, peneliti harus menjalin hubungan yang akrab dengan subyek penelitian, dengan menggunakan tutur bahasa yang  baik, akrab, dengan tetap menjaga etika pergaulan dan norma norma yang berlaku  di dalam lapangan penelitian tersebut.
c.         Berperan serta  sambil mengumpulkan  data
Dalam mengumpulkan data dilapangan, peneliti harus merekam data  yang diperolehnya ke dalam pita kaset, untuk data diperoleh dari wawancara, dokumentasi di simpan dalam soft copy.
  1. Tahap analisis data
Pada tahap  pengelolaam data ini,  peneliti menggunakan data data yang  telah diperolehnya, kemudian diatur, diurutkan, dikelompokkan dengan  memberinya kode dan mengkategorikannya. Pengorganisasian dan pengelolaan data tersebut bertujuan menemukan tema dan hipotesa kerja. (Proses  pengelolaan data dilakukan bulan Mei-Juni 2010)


[116] Iskandar, Metodologi Penelititan Pendidikan dan Sosial (Kuantitaif dan Kualitatif) (Jakarta: Gaung Persada Press, 2009), 17.
[117] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R  & D  (Bandung: Alfabeta, 2008), 15.
[118]  Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2006), 14
[119]  Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Jakarta: PT. Renika Cipta, 2005), 12.
[120] Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2006), 17.     
[121] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R  & D  (Bandung: Alfabeta, 2008), 17-18.
[122]  Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2006), 168.
[123]  Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif  (Bandung: Alfabeta, 2005), 65-66.
[124]  PGRI Kabupaten Lumajang, “Berkat Kerja Keras dan Inovasi SD Al-Ikhlash Ditetapkan Sebagai RSDBI”, Suara PGRI, 05 (September 2009), 19.
[125]  Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Jakarta: PT. Renika Cipta, 2005), 107.
[126]  Jhon Lofland & Lyn H. Lofland, Analyzing Social Settings: A Guide to Qualitative Observation and Analysis (Belmont, Cal.: Wads worth Publishing Company, 1984), 47. dalam Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2006), 157.
[127]  Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), 83.
[128]  Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R  & D  (Bandung: Alfabeta, 2008), 300.
[129] Sanapiah Faisal, Format-format Penelitian Sosial, Dasar-dasar dan Aplikasi (Jakarta: RajaGrafindo, 2005), 52.
[130]  Kristin G. Esterberg, Qualitative Methods in Social Research (New York: Mc Graw Hill, 2002). Dalam Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif,  (Bandung: Alfabeta, 2005), 72-73.
[131] Egon G. Guba & Yvonna S. Lincoln, Effective Evaluation, (San Fransisco; Jossey-Bass Publishers, 1981), 235. dalam Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2006), 217.
[132]  Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif  (Bandung: Alfabeta, 2005), 88.
[133]  Matthew B. Miles dan A. Michael Hubberman, Analisis Data Kualitatif, terj. Tjetjep Rohendi Rohidi; Pendamping Mulyanto. Cet. 1. (Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI Press), 1992), 16.
[134] Ibid., 15.
[135] Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif  (Bandung: Alfabeta, 2005), 92.
[136] Matthew B. Miles dan A. Michael Hubberman, Analisis Data Kualitatif, terj. Tjetjep Rohendi Rohidi; Pendamping Mulyanto. Cet. 1. (Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI Press), 1992), 16-17.
[137]  Ibid., 17.
[138]  Ibid., 19-20.
[139]  Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif  (Bandung: Alfabeta, 2005), 119.
[140] Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam Dengan Pendekatan Multidisipliner: Normatifperenialis, Sejarah, Filsafat, Psikologi, Sosiologi, Manajemen,Teknologi, Informasi, Kebudayaan, Politik, Hukum (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), 373.
[141]  Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2006),  329.
[142]  Matthew B. Miles dan A. Michael Hubberman, Analisis Data Kualitatif, terj. Tjetjep Rohendi Rohidi; Pendamping Mulyanto. Cet. 1. (Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI Press), 1992), 434-436
[143]  Michael Quinn Patton, Qualitatif Evaluation Methods (Beverly Hills: Sage Publications, 1987), 327-331. Dalam Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2006), 330-331.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar